Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, pada Senin (XX/XX/2025) dan menemukan harga beras yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Temuan ini menambah kekhawatiran masyarakat terhadap lonjakan harga pangan yang terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Fakta di Lapangan: Harga Beras Melampaui HET
Dalam sidaknya, Mentan Amran mendapati bahwa harga beras medium yang seharusnya mengikuti HET sebesar Rp10.900 per kilogram justru dijual di kisaran Rp12.500 hingga Rp13.000 per kilogram. Sementara itu, beras premium yang idealnya berada di kisaran Rp13.900 per kilogram, melonjak hingga Rp15.500 per kilogram atau lebih.
“Kita temukan ada harga beras yang jauh di atas HET. Ini tidak boleh dibiarkan karena bisa membebani masyarakat,” ujar Mentan Amran kepada awak media.
Beberapa pedagang mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini terjadi akibat pasokan yang terbatas dari daerah penghasil beras. Sejumlah distributor juga menyebutkan bahwa faktor cuaca dan biaya distribusi yang meningkat menjadi penyebab utama lonjakan harga.
Penyebab Lonjakan Harga Beras
Menurut para analis dan pemangku kepentingan di sektor pertanian, ada beberapa faktor yang memicu lonjakan harga beras di Indonesia:
- Penurunan Produksi Akibat El Niño
Fenomena El Niño yang melanda Indonesia dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan kekeringan di sejumlah sentra produksi beras, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Akibatnya, hasil panen menurun drastis. - Ketergantungan pada Impor Beras
Indonesia masih mengandalkan impor untuk menstabilkan pasokan beras dalam negeri. Namun, gejolak harga di pasar internasional serta keterbatasan stok dari negara pengekspor, seperti Thailand dan Vietnam, turut berdampak pada harga di dalam negeri. - Biaya Distribusi yang Tinggi
Kenaikan harga BBM dan ongkos logistik turut memperburuk situasi. Distribusi beras dari daerah produksi ke pasar utama menjadi lebih mahal, yang akhirnya dibebankan kepada konsumen. - Spekulasi dan Permainan Kartel
Dugaan adanya spekulan dan kartel yang menahan stok beras untuk mendapatkan keuntungan lebih besar juga mencuat dalam sidak ini. Pemerintah berjanji akan menyelidiki lebih lanjut kemungkinan adanya permainan harga di tingkat distributor besar.
Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ini
Merespons temuan ini, Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah-langkah strategis guna mengendalikan harga beras, antara lain:
- Menggelontorkan Beras Stok Bulog ke Pasar
Pemerintah akan meningkatkan operasi pasar dengan mendistribusikan stok beras dari Bulog ke pasar-pasar utama guna menekan harga yang sudah melambung tinggi. - Mempercepat Proses Impor Beras
Dalam kondisi mendesak, pemerintah akan mempercepat kedatangan beras impor dari beberapa negara mitra untuk menambah pasokan dan meredam lonjakan harga. - Penindakan Terhadap Spekulan dan Distributor Nakal
Pemerintah akan bekerja sama dengan Satgas Pangan dan Kepolisian untuk mengawasi kemungkinan adanya penimbunan beras oleh pihak tertentu yang bertujuan mengendalikan harga pasar.
Dampak Kenaikan Harga Beras bagi Masyarakat
Lonjakan harga beras berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah. Sebagai makanan pokok utama bagi mayoritas penduduk Indonesia, kenaikan harga beras bisa meningkatkan inflasi dan memperburuk kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional (APPSI) mengingatkan bahwa jika harga beras tidak segera distabilkan, daya beli masyarakat bisa semakin menurun dan berimbas pada perekonomian secara keseluruhan.
Kesimpulan: Akankah Harga Beras Segera Turun?
Dengan berbagai langkah yang sedang dilakukan pemerintah, masyarakat berharap harga beras bisa kembali normal dalam waktu dekat. Namun, faktor cuaca, kebijakan impor, dan kondisi pasar global masih menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Apakah langkah-langkah pemerintah akan cukup efektif untuk menekan harga beras? Atau masyarakat harus bersiap menghadapi harga tinggi dalam waktu lebih lama? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.